RSS

Kuizinkan Kau Berpoligami dengan Satu Syarat

07 Okt

Tiada hujan tiada petir, barusan mbak Arimbi menyampaikan permintaan yang mengagetkanku. “Izinkan Aku Menikah dengan Suamimu” pintanya. (gossip mode: on) Haah?! Suamiku mau poligami dengannya?

Dhuarr!!!! Aku terperanjat dan tercekam. Aku terdiam sesaat.

Urusan sensitif ini mesti kupertimbangkan dengan kepala dingin. Aku pikir-pikir dulu. Aku ingat-ingat dulu, siapa sih mbak Arimbi itu?

Oh, iya. Dia sahabatku di Kompasiana.

Hah?! Berani-beraninya sahabatku sendiri nekat mengusik ketenanganku! Apa dia nggak takut kerudungnya kubakar dengan api neraka?

Namun bukan itu yang kulakukan. Surga-neraka urusan Tuhan. Urusanku kali ini sebatas izin poligami itu saja.

Mbak Arimbi yang baik hati, begini jawabanku, Mbak.

Aku merasa salut, Mbak tidak malu-malu lagi untuk meminta izin dariku tentang poligami ini. (Kalau masih malu, silakan baca artikel kami terdahulu: Perlukah Kemaluan Besar (dalam Bercinta)?.)

Memang seharusnya begitu, bukan? Sudah semestinya kita minta izin dulu bila hendak mengusik ketenangan hati orang lain. Lha wong mau bertamu satu jam saja kita biasanya perlu minta izin kepada si empunya rumah, khawatir kalau-kalau kedatangan kita mengganggu, apalagi yang akan diusik adalah ketenangan seorang wanita seumur hidupnya! Iya, ‘kan?

Namun khusus untuk kasusku, bukan bagi wanita lain, Mbak tidak perlu minta izin kepadaku. Cukup cowokku sajalah, kalau memang dia jantan, yang wajib minta izin kepadaku.

***

Kini, cowokku sudah minta izin kepadaku.

“Oke, Mas,” jawabku. “Kuizinkan kau berpoligami dengan satu syarat.”

“Apa syaratnya?” tanyanya.

Izinkan aku lebih dulu untuk berpoliandri!” jawabku seraya menatap matanya.

“Baiklah, Ma, aku izinkan kau berpoliandri.” Ia berkata dengan tenang.

“Bener, nih? Gimana kalo para pembaca Kompasiana tidak percaya?”

“Silakan saja. Kepercayaan adalah hak asasi setiap orang. Siapa pun boleh tidak percaya pada kata-kataku.”

Aku tersenyum. 🙂 Masku melihat senyumku. Lalu Dia menatapku seraya bertanya, “Kau mau lakukan poliandri?”

“Kenapa kau tanya ini sekarang? Mas mau membatalkan izin tadi?”

“Tidak, Ma. Aku penasaran aja, apa bener kau mau poliandri.”

“Ya, betul, Mas,” jawabku. “Aku mau jalani kehidupan poliandri. Kemarin aku sudah mengumumkannya di Kompasiana. Baca saja curhatku, *Cewek Cantik Cari Jodoh (Siapa Mau?)*. Ini pun bukan untuk terakhir kalinya. Mungkin saja kelak aku melakukannya lagi. Malah bukan dengan pria saja aku mau berjodoh lagi. Dengan wanita pun, kalau cocok, aku mau juga. Gimana? Mas keberatan?”

“Tidak, Ma,” jawabnya. “Sedikit pun aku tidak keberatan. Aku sudah tahu isi hatimu, juga pola pikirmu. Apa pun yang kau lakukan, aku berada di pihakmu. Aku menerimamu apa adanya.”

“Alaaah, rayuan gombal.” Begitu tanggapanku dengan segera. Tapi aku mengatakannya sambil tersenyum. 🙂

Masku membalas senyumku, lalu tertawa, “Hahahaha….”

***
25 Agustus 2011

 
18 Komentar

Ditulis oleh pada 7 Oktober 2011 inci Cinta, Menarik, Romantika Asmara

 

Tag: ,

18 responses to “Kuizinkan Kau Berpoligami dengan Satu Syarat

  1. ArifinBasyir

    7 Oktober 2011 at 16:44

    jagalah hati………kalau terpaksa ya poligami
    jagalah hati………yang penting hepi
    jagalah hati ……..yang penting enjoi
    jagalah hati………putus cinta jangan patah hati
    jagalah hati………patah hati janganlah bunuh diri

     
    • Ma Sang Ji

      9 Oktober 2011 at 08:00

      “jagalah hati”? … hmmm…. kayaknya dah pernah dengar 😉

       
  2. Five__

    7 Oktober 2011 at 20:36

    Ga pengen nyobain poliandri sama aku? tapi aku engga punya harta, cuma punya semangat saja,
    wajahku juga tidak tampan, tapi nice looking lah, aku juga tidak pandai, cuma smart lah, bagaimana, apakah permintaan aku ini di terima?

     
  3. Siti Swandari

    8 Oktober 2011 at 10:04

    Poligami, poliandri ?, bolehlah dicoba, nanti saya pengin tahu laporannya.

     
  4. mugniar

    8 Oktober 2011 at 16:44

    Gaya menulis yang unik mbak 🙂
    Saya suka gaya menulisnya 🙂

     
  5. Ma Sang Ji

    9 Oktober 2011 at 08:04

    makasih pujiannya, mbak Mugniar 🙂

     
  6. Sarah Amijaya

    10 Oktober 2011 at 06:58

    saya justru penasaran kelanjutannya ^_^ jadi gak si mas-nya poligami? atau seriuskah mba ma mencari pasangan poliandri….ckckckc….:)

     
    • Ma Sang Ji

      10 Oktober 2011 at 08:41

      Penasaran? Tugas saya selaku siluman di sini sudah selesai dengan membuat pembaca penasaran. :mrgreen:

       
  7. Rian Pramudito Saleh

    12 Oktober 2011 at 09:56

    Keihlasan seorang istri adalah salah satu syarat untuk berpoligami..
    (Sok tahu sih, bukan petugas KUA)
    Hahahahaaaaa
    Dasar bodoh..

     
  8. Athamiri

    12 Oktober 2011 at 15:09

    Suami boleh jadi seorang yang romantis, tapi bila tidak bermonogami gairah istri akan padam dan akan menutup diri. Tak ada satupun yang membuat seorang wanita merasa lebih istimewa daripada seorang pria yang bersentuhan dengan gelora nafsunya dan hanya menginginkan istrinya. Dengan secara tegas mengikatkan dirinya dan memberi jaminan kepada seorang wanita bahwa mereka akan menjadi tua bersama-sama, suami memberinya dukungan istimewa yang dibutuhkan untuk menemukan api gairah yang tersimpan didalam jiwanya.
    Bukan hanya wanita yang beruntung karena monogami, tapi pria juga. Ketika seorang pria dipercaya istri dan keluarganya, orang lain merasakan sesuatu yang dapat mereka percayai tentang orang ini. Monogami memperkuat seorang pria dan membuatnya layak mendapat kepercayaan paling tinggi.

    sumber : MVTF

     
  9. Kopiah Putih

    13 Oktober 2011 at 21:40

    Saya sendiri tetap salut kepada masnya dalam cerita di atas..
    Dia tetap mempertahankan keinginannya meski si mbak-nya juga bersikukuh untuk ber-poliandri.
    Kepercayaan memang penting. Meninjau cerita di atas si mas tidak percaya kalau mbak mau poliandri..

     
  10. Nimas Aksan

    24 Oktober 2011 at 08:39

    Poligami? Poliandri? Apa nggak lebih baik main poli aja, kan lebih sehat…apalagi poli pantai 😀
    Wah, saya setuju tuh dengan pernyataan mas Athamiri yang mengatakan bahwa pernikahan monogami lebih menyehatkan pria. Bagaimanapun bentuk poligami, tetap ada hati yang terluka. Sedangkan sudah menjadi hak dan kewajiban masing-masing individu dalam pernikahan, baik suami maupun istri, yang harus menjaga pasangannya dari kepedihan dan luka, memberinya rasa aman, maka dnegan demikian lebih mudah mendekatkan diri dengan Tuhan. Poligami membawa kita masuk surga? nanti dulu. Belom tentu. Bener tuh mbak, urusan surga neraka emang urusan Tuhan. Lalu, apakah kita akan diam saja membiarkan diri terus berdosa. Rasa cemburu, rasa sedih, dan rasa terluka yang timbul di tengah pernikahan poligami (mau dibilang seikhlas apapun) adalah bibit-bibit dosa. Naudzubillah… 🙂

     
  11. Baharudin

    22 Februari 2013 at 10:56

    Tugas Pokok wanita adalah menjadi ibu rumah tangga, Konsep Poligami adalah konsep kesetaraan gender, artinya dalam poligami ada kebebasan bagi wanita untuk berkarier tanpa harus selalu di rumah toh ada wanita lain yang ngurus suami dan anak(daripada diasuh pembantu), Dengan adanya Poligami maka tugas istri lebih ringan bahkan bisa bekerjasama mendidik anak-anaknya menjadi manusia hebat, dan mendorong suaminya menjadi orang hebat.

     
  12. Semangka Hangat

    16 Maret 2013 at 08:25

    wow

     
  13. Nasuka Ardhi

    26 Juli 2013 at 12:04

    Bicara polygami-polyandri, tdk cukup dan tdk perlu pake polling polling an, meski kata pepatah politik kuno” Voks populi Voks Dei”, suara rakyat adalah suara Tuhan, suara mayoritas adalah yg benar. Ternyata, ternyata belajar dari hiruk-pikuknya dunia perpolitikan sepanjang sejarah dunia, terbukti bhw tidak selamanya suara mayoritas pasti benar. Krn dlm proses mendapatkan mayoritas: 50%+1 terjadi proses busuk dilakukan utk memperoleh suara mayoritas. Dlm perkara apa kata suara hati terhadap permintaan pasangan utk di izinkan ber polygami ria atau ber polyandri ria, saya pikir, tidak satu pasangan pun yg hati nuraninya terpelihara baik akan mengizinkan niatan berbuat tidak setia justru terhadap orang yg katanya pada awalnya paling kita kasihi, paling kita sayangi, dan paling….paling…. yg lainnya. Lalu bagaimana mungkin setelah mengarungi kehidupan rumah tangga sekian tahun, serta merta ada niatan utk tidak setia, menyakiti, dst……?????. Kalau ada, maka orang spt ini layak utk tdk mendapatkan kepercayaan apapun selamanya. Layak utk tdk mendapat penghormatan, layak utk tdk mendapatkan yg terbaik. Karena pengkhianatan yg dilakukan justru terhadap orang yg katanya paling kita kasihi dan sayangi seumur hidup. Kalau pun ada nabi, raja, politikus, negarawan, usahawan, apa lagi rakyat kecil yg pernah mempraktekan hidup rumah tangga dgn ber-polygami ria atau ber-polyandri ria, maka mereka layak utk sama sekali tdk bisa dipercaya. Walaupun dgn berbagai usaha dan cara para pengikutnya membangun berbagai teori, argument dan tembok-tembok pencitraan baik, pada dasarnya citra baik yg susah payah dibangun tsb sudah hancur, tdk berharga, lebih rendah dari yg terendah. Pantas utk tdk dikenang, apalagi utk diikuti.!!!!!

     
  14. nasip pengamen

    6 Desember 2013 at 18:24

    Buat yang punya rum saya mau berbagi cerita kepada tema2, nama saya yono tingGal dijakarta saya dulunya pengamen jalanan yang slalu bawa nasi uduk untuk mengGanyjal perut kami ber3, apa boleh buat sulitnya menycari pekerjaan terpaksa aku jadi pengamen untuk menghidupi anak dan istriku, pada suatu hari aku sudah mau pulang kerumah tapi hari itu aku hanya mendapatkan uang 3ribu rupih aku duduk sambil kupeluk Gitar ini sambil berpikir, gimana caranya beli nasi untuk anak dan istriku sedangkan mereka hanya makan 1x dalam sehari terkadang juGa kami harus puasa walaupun bukan bulan puasa, tiba2 datag seorang perempuan menghampiriku ternyata penyjual nasi tersebut dia berkata kenapa jam seGini belum pulang, lalujawab Gimana caranya pulang sedangkan nasi aja tidak cukup lalu perempuan tersebut langsung perGi ternyata dia pulang kembali dengan nasi sebungkus sambil dia mengatakan ni nasi untuk anak dan istrimu,sambil perempuan tersebut duduk disampingku dan memberitahukan sesuatu dia juGa bercerita tentang kehidupanya, dia mengeluarkan HP disaku celanaya dan menghubungi seseorang BERNAMA eyang PESSA perempuan didekatku mengatakan eyang tolong bantu laki2ini lalu aku berbicara dengen eyang PESSA dengan angka GOIB/JITU uang3ribu tersebut aku mulai sukses seperti sekarang, dari uang3ribu aku menang TOGEL200RIBU LALU KUPASANG LAGI 150000RIBU AKU MENANG LAGI DAN SETERUSNYA UDA7KALI AKU MENANG TOGEL DAN SAYA JUGA SUDAH PUNYA WARUNG MAKAN DAN PUNYA BISNIS KECIL2LAN BUAT EYANG PESSA SAYA UCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH, INI BUKAN REKAYASA TETAPI KENYATAAN SUDAH TERBUKTI KEPADA KAMI SEKELUARGA JIKA ANDA MAU SEPERTI SAYA BUKTIKAN SENDIRI DENGAN ANGKA GOIB/JITU EYANG PESSA SAYA SUKSES, BUAT TEMAN2 YANG MAU MEMBUKTIKAN SILAHKAN HUBNGI EYANG PESSA DI 082313367336………TERIMA KASIH………..

     

Tinggalkan Balasan ke ArifinBasyir Batalkan balasan